Mardani H Maming Sumbang 2,5% Pendapatannya ke Masyarakat

|

Informasi

JAKARTA, investor.id – Di usia tergolong masih muda, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Mardani H. Maming bisa dikatakan berada di puncak kesuksesan. Memulai bisnis dari nol hingga besar dengan lini usaha lintas sektor.

Dalam kesempatan ini, Maming mengajak Ust. Das’ad Latif untuk mengunjungi kantornya di PT Batulicin 69, Gedung Treasury Jakarta. Ust Das’ad Latif berbincang-bincang santai dengan Maming berkaitan dengan pola hidup Maming bahwa sukses itu berkarya bukan bergaya.

“Apa faedah atau pelajaran apa yang bisa diambil untuk menjadi teladan buat kita, yang lebih penting usaha dunia ini jangan sampai melalaikan kita kepada kehidupan akhirat. Kejarlah duniamu, seolah-olah kau akan hidup selama-lamanya, tapi jangan lupa kejar akhiratmu, seolah-olah kau akan mati besok. Menyeimbangkan dunia dan akhirat,” ujar Ust. Das’ad Latif.

Maming merupakan CEO PT Batulicin 69 dan PT Maming 69, perusahaan holding yang membawahi 35 entitas anak bisnis mulai dari perusahaan pertambangan mineral, pengawasan alat berat, pelabuhan, perkebunan hingga properti. Puluhan perusahaan Maming mampu mempekerjakan ribuan karyawan. Lantas, bagaimana menerapkan perusahaan yang bergerak di bidang khususnya tambang ini dengan kesehariannya?

“Rezeki dari Allah, dari rezeki inilah kita bisa berbagi, dengan menghidupi Yayasan Maming 69. Kita bisa membantu para ulama dan para santri-santri yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu maupun di luar Kabupaten Tanah Bumbu,” ujar Maming, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (27/8/2020), tentang perbincangan santainya dengan Ust. Das’ad Latif, di Kantor PT Batulicin 69, Gedung Treasury Jakarta.

Dalam menerapkan bisnis tambang tersebut, lanjut Maming, ada pembagian corporate social responsibility (CSR) sebesar 2,5% yang dikeluarkan untuk membiayai khususnya kegiatan-kegiatan agama.

“Alhamdulillah, efektivitas selama ini berjalan sesuai prosedur karena kalau tambang ada perencanaan satu tahun sebelum pekerjaan. Misalnya, pekerjaan di tahun 2020 atau 2021 kita sudah memasukan perencanaannya di tahun sebelumnya bahwa kita mau produksi berapa banyak. Dari beberapa banyak itu bisa diperhitungkan alat apa yang dipakai, armadanya jenis apa, kapasitas jalan berapa lebar, dan rute jalan mesti berapa per detik dan per menitnya, kapasitas tongkang muatan berapa sehingga itu menjadi perencanaan semuanya dalam kegiatan untuk tahun berikutnya. Juga terhitung berapa yang harus kita keluarkan dari 2,5%-ya. CSR juga memprioritaskan kepada masyarakat yang ada di sekitar tambang, jalan, dan pelabuhan yang dibagi-bagi di luar 2,5%,” ucapnya.

Maming juga mengakui, tidak melulu menempuh jalan mulus. Sejumlah kegagalan pun pernah ia hadapi dalam menjalani sebuah bisnis.

“Setiap pekerjaan pasti ada masalah, yang penting bagaimana cara menyelesaikan permasalahannya. Jangan pernah lari dari masalah,” ungkapnya.

Dia berpesan, agar jangan terlena pada nilai uang saja. Namun, menurutnya kesuksesan sudah menjadi garis tangan Tuhan.

“Dari perusahaan, setiap tahun saya juga membawa 100 orang pegawai kantor untuk umroh yang mulai dari yang terlama (bergiliran) dan bisa kita bawa secara acak orang-orang dari masjid atau panitia masjid,” tuturnya.

Selain itu, Mantan Bupati Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan itu juga memberikan kiat-kiat eksis dunia usaha di masa pandemi Covid-19. Salah satunya yaitu penghematan, investasi yang tidak perlu atau jangka panjang menurutnya di off terlebih dahulu untuk sampai selesai masa pandemi Covid-19.

“Investasi jangka pendek yang bisa langsung menghasilkan keuangan atau pemasukan itu mungkin bisa dilakukan, tapi di masa pandemi ini sungguh sulit membaca situasi ekonomi yang tidak ada kejelasan. Menurut saya, bisa bertahan saja tanpa mem-PHK karyawan dan tetap menggaji sesuai dengan tuntutannya itu sudah menjadi keberhasilan. Itulah yang bisa membantu saya dan juga saya berterima kasih kepada pemerintah karena kita diberi relaksasi, saya tidak membayar pinjaman pokok sehingga hanya membayar bunga saja dan itu tidak mem-PHK para karyawan kita dan relaksasi tersebut nanti akan dibayar di tahun berikutnya,” bebernya.

Adapun cita-cita atau visi yang ingin dicapai oleh Maming, yaitu menjadi pejabat atau kepala daerah lagi.

“Suatu saat saya pasti mau menjadi pejabat atau kepala daerah lagi. Saya sempat mundur jadi bupati (periode kedua) dimana saya juga harus mengambil beberapa pilihan dan ada beberapa perusahaan juga yang harus saya tangani, apabila saya tidak tangani mungkin perusahaan tidak bisa semaju dan secepat ini,” ujarnya.

Dengan fokus di perusahaannya, Maming melanjutkan, paling tidak dirinya bisa konsentrasi kepada grup perusahaan untuk melakukan listing IPO.

“Alhamdulillah, sekarang saya sudah ada dua perusahaan yang listing IPO yang masuk di dalam bursa. Mudah-mudahan nanti pada masa waktunya, saya mau lagi mengabdi kepada masyarakat karena dengan menjadi pejabat saya bisa membantu orang banyak dengan melalui program-program yang merupakan uang masyarakat sendiri, saya hanya membuat program,” tandasnya.

Dia pun berpesan kepada anak-anak muda milenial harus melek politik, dimana 5 hingga 10 tahun ke depan Indonesia menyambut era bonus demografi atau sebesar 70% penduduknya didominasi oleh anak muda. Menurutnya, sudah masanya anak muda menyambut era bonus demografi, anak muda harus hadir di semua partai dan di semua legislatif maupun eksekutif, mereka harus maju agar bisa merubah bangsa dan negara ini.

“Kalau kita mau berbisnis aturannya adalah regulasi. Maka kita harus masuk ke regulasi atau legislatif, sehingga aturannya betul-betul membela dan menunjang dari bisnis kita. Anak muda tidak mengurus politik itu sesuatu yang salah karena kalau kita mau memperbaiki bangsa ini dimulai dari memperbaiki regulasi, kalau regulasinya bagus pasti pemerintahannya juga bagus,” imbuhnya.